Fenomena Resesi Seks, Ini Deretan Negara yang Warganya Enggan Kawin

Ilustrasi. foto: rawpixels Ilustrasi. foto: rawpixels

Dadali:  Belakangan fenomena resesi seks melejit di berbagai belahan dunia. Tidak hanya itu, ini hal ini juga menjadi momok di berbagai belahan dunia. Uniknya, fenomena terjadi justru di negara-negara maju.
 
Resesi seks sendiri bisa diartikan sebagai fenomena menurunnya hasrat pasangan untuk melakukan hubungan seksual, menikah, dan punya anak.
 
Dihimpun dari Medcom.id, berikut ini negara-negara yang mengalami fenomena resesi seks.

1. Jepang
Jepang mencatat jumlah kelahiran bayi turun drastis menjadi 840.832 pada tahun 2020, turun 2,8 persen dari 2019. Angka ini menjadi yang terendah sejak pencatatan yang dimulai pada 1899.

Selain itu, mayoritas pasangan muda di Jepang bahkan memilih untuk menunda pernikahan hingga menghindari untuk memiliki anak.

Baca juga: Bisnis Industri Pernikahan Makin Lesu, Sahroni Dukung Kapasitas Tamu Dinaikkan

2. Korea Selatan
Kasus di Korea Selatan tidak jauh berbeda dengan Jepang. Namun, lebih tak masuk akal lagi, sebab di Korea Selatan justru berkembang komunitas feminis yang beranggotakan wanita-wanita muda.
 
Mereka bahkan telah bersumpah untuk tidak menikah. Mereka juga berjanji tak mau punya anak bahkan enggan berkencan dan berhubungan seksual.
 
Kelompok ini berkomitmen dengan aturan hidup no dating, no sex, no marriage, no child-rearing, yang artinya adalah tidak berkencan, tidak berhubungan seks, tidak menikah, dan tidak mengasuh anak.
 
3. Singapura
Selanjutnya ada Singapura, negara maju ini mengalami penurunan jumlah pernikahan ke level terendah dalam 34 tahun terakhir. Kelahiran warga juga tergelincir ke level terendah dalam 7 tahun terakhir. Dilaporkan, penurunan jumlahnya mencapai 12,3 persen pada 2020.
 
Dampaknya, angka kelahiran di Singapura juga turun ke level terendah dalam 7 tahun terakhir. Disebutkan, hanya ada 31.816 kelahiran di Singapura pada tahun ini.

4. Tiongkok
Meski Tiongkok merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, namun data dari sensus nasional yang dilaporkan 11 Mei lalu, tingkat pertumbuhan tahunan Tiongkok rata-rata adalah 0,53 persen selama 10 tahun terakhir. Data ini turun dari tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 0,57 persen antara 2000 dan 2010.
 



(NAI)