Mengenal Masjid Atta'Awun, Ikon Sekaligus Tujuan Wisata Religi Puncak

Masjid Atta'Awun Sumber: kemenag.go.id Masjid Atta'Awun Sumber: kemenag.go.id

Dadali:  Jika Anda sedang liburan ke daerah Puncak tentu sudah tidak asing dengan Masjid yang satu ini. Popularitas masjid Atta'Awun yang berada di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor ini sudah tidak perlu diragukan.

Tidak hanya warga sekitar Jawa Barat, pelancong dari daerah lain tentu sudah familiar dengan nama dan banguanan masjid yang satu ini. Tidak jarang masjid ini menjadi tempat 'sakral' jika ke Puncak, belum pas rasanya jika tidak mampir untuk menunaikan ibadah salat di sana.

Terletak di pinggir jalan raya Puncak-Bogor, Masjid Atta'Awun tak pernah kehilangan daya tariknya. Berada di ketinggian 2.000 meter, membuat Masjid Atta'Awun menjadi lokasi yang pas untuk menikmati keindahan kawasan puncak seperti hamparan hijaunya kebun teh yang asri.

Ternyata ada beberapa fakta unik yang jarang orang ketahui lho mengenai masjid ini. Dihimpun dari kemenag.go.id, berikut beberapa fakta menarik mengenai Masjid Atta'Awun.

Baca juga: Geger Warga Diusir dari Masjid, Bagaimana Hukum Salat Memakai Masker?


1. Didirikan oleh PT Gunung Mas

Sebuah masjid kecil dan sederhana di lokasi strategi awalnya dibangun untuk kebutuhan sarana ibadah tenaga kerja perkebunan teh milik PT Gunung Mas. Perusahaan yang dikelola PTPN Nusantara VIII itu kemudian membangun masjid di pinggir Jalan Raya Puncak, di Blok/Kampung Naringgul Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

2. Dahulu bernama Masjid Al-Muttaqien

Masjid yang didirikan di wilayah perkebunan teh peninggalan Belanda ini dinamakan Masjid Al-Muttaqien oleh PT Gunung Mas. Pengelolaannya juga dilakukan secara swadaya oleh para sesepuh tenaga kerja perkebunan teh yang berdomisili dekat dengan lokasi Masjid Al-Muttaqien.

3. Dapat perhatian Gubernur Jabar

Masjid Al-Muttaqien yang mungil itu ternyata semakin banyak dikunjungi jemaah, baik untuk kegiatan salat fardhu maupun salat Jumat. Hal ini membuat Gubernur Jawa Barat periode (1993-1998 dan 1998-2003) Nana Nuriana tergerak untuk membangun sebuah monumen kebersamaan dalam bentuk masjid yang lebih layak dan representatif.

Monumen sekaligus masjid itu rampung dan sampai saat ini dikenal dengan Masjid Atta'Awun.



(NAI)