PMI Cianjur Beri Layanan Kesehatan, Khususnya Pemulihan Emosi Korban Bencana Alam

Tenaga kesehatan dari PMI Cianjur, Jawa Barat, memberikan pelayan kesehatan untuk puluhan warga korban bencana alam longsor dan pergerakan tanah di Kecamatan Cibeber, Selasa (11/10/2022). ANTARA/Ahmad Fikri Tenaga kesehatan dari PMI Cianjur, Jawa Barat, memberikan pelayan kesehatan untuk puluhan warga korban bencana alam longsor dan pergerakan tanah di Kecamatan Cibeber, Selasa (11/10/2022). ANTARA/Ahmad Fikri

Jakarta: Palang Merah Indonesia (PMI) Cianjur memberikan pelayanan kesehatan untuk puluhan korban bencana alam longsor dan pergerakan tanah di Desa Selagedang, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat. Pelayanan itu termasuk memulihkan emosi korban dari trauma.

Wakil Ketua PMI Cianjur, dr Frida Laila Yahya, menyebut pihaknya menugaskan satu dokter dan tiga perawat ke lokasi bencana alam di Kampung Warungkuda, Desa Selagedang. Tujuannya, melayani cek kesehatan bagi warga korban gempa.

“Kita membawa obat-obatan yang dibutuhkan warga korban bencana, sekitar 60 orang warga mengalami hipertensi, sakit badan, pusing, flu, dan pilek serta sesak nafas. Tidak hanya orang tua, kami juga memberikan pemeriksaan terhadap anak balita yang mengalami gatal, batuk, dan pilek,” tuturnya, dikutip dari Antara, Rabu, 12 Oktober 2022.

PMI Cianjur juga menyalurkan bantuan 70 kilogram beras bagi warga yang terdampak dan akan mendirikan posko kesehatan apabila dibutuhkan. PMI Cianjur tentunya telah menyiapkan tenaga kesehatan dan obat-obatan yang dibutuhkan warga.

“Kita siapkan tenaga kesehatan yang siap berangkat ketika dibutuhkan tentunya berkoordinasi dengan dinas kesehatan,” jelasnya.

Direktur Unit Donor Darah PMI Cianjur ini mengatakan pelayanan kesehatan yang diberikan PMI Cianjur akan dilakukan selama dibutuhkan warga. Khususnya, warga yang mengungsi akibat rumah mereka rusak berat dan mereka yang trauma.

“Hari ini, kami juga memberikan trauma healing bagi 23 orang anak di lokasi bencana, karena laporan yang kami dapatkan ada beberapa orang yang mengalami trauma yang cukup parah sehingga tidak bisa tidur selama dua hari,” tuturnya. 

Seusai memperoleh pendampingan dari Korps Relawan (KSR) dan tenaga medis yang turun langsung ke lapangan, anak-anak mulai merasa tenang dan tak lagi merasa takut dengan bencana alam longsor dan pergerakan tanah yang sempat mereka lihat langsung.



(SUR)

Berita Terkait