Studi Mengungkap Rambut Rontok Bisa Jadi Gejala Covid-19

Ilustrasi/Pexels Ilustrasi/Pexels

Dadali: Kerontokan rambut hampir diderita oleh seperempat pasien covid-19 dalam waktu enam bulan setelah terpapar. Namun menurut studi terbaru, wanita harus menanggung risiko lebih besar.

Para peneliti mempelajari sejumlah gejala jangka panjang akibat covid-19. Hasilnya, sebanyak 359 dari 1.665 pasien rumah sakit mengalami kondisi tersebut.

Dilansir dari Medcom.id, dalam studi jurnal medis The Lancet, kelelahan, sesak napas, pusing, dan nyeri sendi merupakan gejala jangka panjang utama dari covid-19. Namun, konsekuensi kesehatan jangka panjang belum dipastikan secara jelas.

Studi tersebut melibatkan pasien yang telah ke luar dari Rumah Sakit Jin Yin-tan antara 7 Januari dan 29 Mei 2020 setelah dirawat karena covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63% pasien mengalami kelelahan atau kelemahan otot, 26% mengalami gangguan tidur, 23% mengalami kecemasan atau depresi, dan 22% mengalami kerontokan rambut.

"Pasien yang sakitnya lebih parah memiliki peningkatan risiko kelainan difusi paru, kelelahan atau kelemahan otot, dan kecemasan atau depresi," ujar peneliti studi, seperti dilansir dari Medcom.id, Sabtu, 24 Juli 2021.

Dalam survei tindak lanjut tiga bulan terhadap 538 pasien covid-19, para peneliti menemukan bahwa penurunan fisik atau kelelahan, polypnea pasca-aktivitas (napas cepat atau terengah-engah), dan alopecia lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

Bahkan seorang wanita dan tingkat keparahan penyakit berat akibat virus juga merupakan faktor risiko untuk masalah psikologis yang terus-menerus, seperti stres dan kecemasan. (Raka Lestari)



(RAO)

Berita Terkait