KKP Canangkan Kampung Perikanan Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang

Kolam budidaya Ikan Nila Salin di Desa Sedari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Foto: Antara/HO-KKP/am Kolam budidaya Ikan Nila Salin di Desa Sedari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Foto: Antara/HO-KKP/am

Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencanangkan Kampung Perikanan Budidaya Ikan Nila Salin di Desa Sedari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Balai perikanan itu dinilai memproduksi nila salin dengan jumlah yang besar.

"Bisa mencapai lebih dari 60 ton per hektare per tahun," ungkap Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu, dilansir dari Antara, Minggu, 27 Maret 2022.

Tebe sapaan akrab Tb Haeru Rahayu, menjelaskan Kampung Perikanan Budidaya Ikan Nila Salin ini menjadi salah satu dari 130 kampung perikanan budi daya yang sebelumnya ditetapkan KKP melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2021 dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2022 tentang Kampung Perikanan Budidaya.

Baca: Polres Karawang Kembalikan 63 Motor Curian ke Pemilik, Cek Siapa Tahu Punya Kamu!

Pemerintah turut menyalurkan 1 unit eskavator, 5 paket pengelolaan irigasi tambak partisipatif, paket bantuan kampung perikanan budi daya dan 400 ribu benih ikan nila kepada pembudi daya di Kabupaten Karawang.

Dia mengatakan meskipun bantuan yang diberikan belum banyak, namun diharapkan dapat menjadi pemicu semangat masyarakat pembudi daya untuk meningkatkan produktivitas. Sekaligus mendorong masyarakat untuk mereplikasi sistem budi daya yang dibangun.

"Melalui pembangunan kampung perikanan budi daya di Desa Sedari ini, saya yakin akan semakin tertata rapi di samping produksinya yang akan terus meningkat," harap Tebe.

Tebe juga menyinggung mengenai alasan di balik pemilihan nila salin sebagai komoditas yang diusung dalam kampung budi daya di Karawang. Menurutnya, kebijakan subsektor perikanan budi daya di wilayah Pantai Utara Pulau Jawa akan dialihkan kepada komoditas selain udang.

Baca: Pemkab Karawang Pastikan Minyak Goreng Aman Sampai Puasa

Terutama yang memiliki daya tahan lebih tinggi terhadap penyakit, namun tetap bernilai ekonomi tinggi. Nila salin menjadi salah satu komoditas yang memenuhi kriteria tersebut.

"Kami memiliki Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang yang dapat menyediakan benih bermutu yang berasal dari induk unggul dengan harga yang terjangkau," kata Tebe.

Balai lain siap bantu

Apabila benih belum mencukupi, benih juga dapat ditangkap dari UPT lain. Di antaranya, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, hingga ke Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo.

Baca: Covid-19 Melonjak, Kasus Positif di Karawang Tembus 760 Orang

Dia berharap bantuan yang telah disalurkan ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk membenahi tambak dan saluran pengairan agar menjadi lebih produktif. Sehingga KKP dapat fokus pada peningkatan kesejahteraan pembudi daya.

Sementara Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Abu Bukhori, menyatakan prospek budi daya nila salin di Karawang menjadi sangat menjanjikan. Sejak pembatasan KJA dilakukan di Waduk Jatiluhur.

“Melalui pembangunan kampung perikanan budi daya ini, kami berharap potensi tambak seluas 18 ribu hektare di Kabupaten Karawang dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga target peningkatan produksi dapat tercapai serta kesejahteraan masyarakat khususnya pembudi daya dapat terwujud,” tutur Bukhori.



(UWA)