Jabar Fokus Imunisasi Campak Rubella di Bulan Imunisasi Anak Nasional

Ilustrasi. Seorang Bidan memberikan vaksin polio kepada balita saat imunisasi di Rancamaya, Bogor Selatan, Jawa Barat, Kamis (23/8). Kementerian Kesehatan menargetkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada 2018 sebesar 92,5 persen dan imunisasi DPT-HB-Hib B Ilustrasi. Seorang Bidan memberikan vaksin polio kepada balita saat imunisasi di Rancamaya, Bogor Selatan, Jawa Barat, Kamis (23/8). Kementerian Kesehatan menargetkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada 2018 sebesar 92,5 persen dan imunisasi DPT-HB-Hib B

Dadali: Selama pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 Agustus ini, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, menargetkan 3,4 juta balita mendapatkan imunisasi campak rubella. Pemerintah menyediakan vaksin campak rubella untuk anak usia 9-59 bulan dan 12-59 bulan agar mendapatkan Imunisasi Kejar (OPV/polio tetes), IPV (polio injeksi), dan Pentabio (DPT-HB-Hib). 

Pemerintah menargetkan Imunisasi Kejar sebanyak 4,09 juta balita. Ada enam daerah prioritas untuk imunisasi dasar, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Bogor, dan Kota Bandung. Sementara untuk Imunisasi Kejar, ada 17 kota/kabupaten yang menjadi prioritas tinggi dan 10 masuk prioritas medium.

"Pemprov Jabar mengajak orang tua yang memiliki balita untuk turut berpartisipasi dan memanfaatkan momentum BIAN 2022 selama Agustus ini,” kata Dewi Sartika, dikutip dari Antaranews.com, Selasa, 2 Agustus 2022.

 

Baca Juga: Waspada! Cacar Monyet Juga Terdeteksi pada Wanita dan Anak-Anak

 

Imunisasi Dasar dan Imunisasi Kejar itu bisa didapatkan di rumah sakit, puskesmas, sekolah, pesantren, PAUD, dan kelompok bermain di 27 kota/kabupaten di Jawa Barat. “Kami harap capaiannya bisa seperti tahun 2017, ketika capaian imunisasi saat itu mencapai 95 persen,” kata Dewi.

Dewi mengungkapkan sejumlah upaya dilakukan Pemprov Jabar. Dimulai dari sosialisasi yang telah dilaksanakan sejak tiga bulan lalu menggunakan segala platform. 

Tetapi, kesuksesan BIAN tidak bisa dicapai oleh pemerintah sendirian. Menurut Dewi, suksesnya vaksinasi bisa dicapai dengan skema pentahelix atau melibatkan akademisi, pengusaha, komunitas, dan media.

“Kami kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait, mulai dari persiapan untuk imunisasi. Kemudian, dengan swasta, komunitas kabupaten/kota, PKK, karang taruna, dan pramuka,” ucapnya.

Pemprov Jabar juga berkoordinasi dengan perguruan tinggi dan Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KOMDA KIPI) Jabar. Menurut Dewi, sosialisasi terus menerus dilakukan untuk menangkal atau mengantisipasi adanya hoaks mengenai imunisasi yang bisa menurunkan minat warga untuk membawa anaknya ke tempat imunisasi.

Dewi memastikan vaksin yang digunakan pada BIAN 2022 aman dan halal. Nantinya, sekolah akan menjadi tempat imunisasi agar menyenangkan. Poinnya, kata dia, tempat imunisasi tidak membuat segan orang tua, jadi orang tuanya nyaman, anak-anaknya suka.

“Investasi bukan emas atau rumah saja. Anak yang luar biasa, anak jadi sehat cerdas itu juga investasi. Anak sehat jadi generasi penerus dan mandiri,” jelasnya.



(SUR)