Kasus HIV-Aids di Kota Bogor Meningkat Tiap Tahun

Ilustrasi. Aksi peringatan Hari Aids 1 Desember 2019. Foto: ANT/MOHAMAD HAMZAH Ilustrasi. Aksi peringatan Hari Aids 1 Desember 2019. Foto: ANT/MOHAMAD HAMZAH
Bogor: Kasus HIV-AIDS di Kota Bogor, Jawa Barat terus meningkat tiap tahunnya. Data  Dinas Kesehatan Kota Bogor, sebanyak 4.928 warga Kota Bogor terinfeksi HIV-AIDS hingga 2019.

"Pada 2017 kasus HIV-AIDS di Kota Bogor mencapai 4.164 penderita, kemudian 2018 meningkat 4.610 penderita. Jadi setiap tahunnya rata-rata ada ratusan kasus HIV yang terdata di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor," ungkap Kepala Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kota Bogor Wahyu Pito Supeni, saat ditemui di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin, 2 Desember 2019.

Wahyu mengaku, meski kasusnya terus bertambah namun untuk presentase jumlah pasien yang menderita terus berkurang. Pihaknya juga sudah berupaya melakukan pemberantasan penyakit menular sejak dini.

Sambung dia, penambahan penderita ODHA terjadi karena sudah tertular, bagi pasien yang sudah terjangkit virus HIV sulit disembuhkan.

"Kami sudah lakukan pencegahan sedini mungkin. Kami pun sudah menyediakan sarana dan prasarana penunjang bagi pasien HIV-Aids,” tuturnya.

Saat ini, untuk layanan kesehatan bagi penderita HIV sudah cukup baik, ada 25 puskesmas di Kota Bogor yang siap menerima pasien HIV.

"Delapan puskesmas juga siap dengan obatnya dan kader-kader peduli Aids juga siap membantu,” pungkasnya.

Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Kota Bogor Iwa Suryawan menyebutkan, data pasien HIV merupakan data akumulatif dari tahun 2005 hingga 2019.

Iwan menyatakan, berdasarkan data terbaru, ada perluasan segmentasi dalam kasus HIV. HIV tidak lagi menyasar kaum gay, lesbian, atau pecandu narkoba. Saat ini kasus HIV sudah menyebar ke kalangan anak dan ibu rumah tangga.

Iwan kembali mengatakan, anak-anak yang terpapar virus HIV mayoritas tertular dari air susu ibu yang menderita HIV. Untuk ibu rumah tangga sendiri tertular oleh suami yang mungkin berhubungan badan dengan wanita lain.

“Penularan HIV bisa dari tiga sebab, ada hubungan badan, suntik pertukaran darah,  dan air susu ibu bagi yang positif," jelasnya saat dihubungi medcom.id Bogor, Jawa Barat, Senin, 2 Desember 2019.

Menurut dia, pendampingan kepada ODHA anak-anak dan ibu perlu dilakukan agar mereka tidak rendah diri saat bergaul di lingkungan mereka. Anak yang sudah terindentifikasi dan positif HIV AIDS tentu akan didampingi, jangan sampai mereka masuk ke fase AIDS.

"Bagi anak yang menjalani pengobatan mereka akan dapat obat antiretroviral, obat untuk menekan virus HIV guna membuat anak bisa beraktivitas seperti biasa,” tutupnya.

(IDM)