Akibat Pergerakan Tanah, Jalur Lingkar Barat Purwakarta Terputus

MI/Reza Sunarya Jalan lingkar barat di Sukasari, Purwakarta terputus. MI/Reza Sunarya Jalan lingkar barat di Sukasari, Purwakarta terputus.

Dadali: Hujan dengan instensitas tinggi melanda Purwakarta dalam satu pekan terakhir. Hal itu memicu pergerakan tanah yang akhirnya mengakibatkan Jalur Lingkar Barat di Kecamatan Sukasari, Purwakarta, Jawa Barat, terputus total. Sebagai informasi, jalur itu menghubungkan dua kecamatan, yakni Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Manis.

"Saya sudah cek ke lokasi. Yang paling parah itu ada di Desa Ciririp. Di titik ini terdapat jalan kabupaten yang mengalami amblas dan terbelah. Sehingga, pada saat ini jalur tersebut tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan empat," Kata Bupati Purwakarta Ambu Anne Ratna Mustika, melansir Mediaindonesia.com, Selasa, 23 Februari 2021.
 
Anne menerangkan, jalur tersebut merupakan akses darat alternatif satu-satunya bagi warga Sukasari. Saat ini, pihaknya sedang mencari solusi agar warga tak lagi terisolasi.

Jajarannya sedang mengupayakan supaya jalur alternatif bisa dilintasi kendaraan roda empat. Dia berharap dalam beberapa hari ke depan bisa dilakukan proses pemadatan.
 
Adapun upaya perbaikan untuk jalur yang terputus, saat ini pihaknya masih nunggu assessment dari lembaga jembatan dan jalan di Pemprov Jabar.
 
"Jadi, setelah ada hasil penelitian tim ahli, kita akan segera memperbaikinya. Sebaliknya, kalau menurut assessment mereka tidak bisa diperbaiki maka kita akan memilih jalan alternatif," ungkapnya.

Terkait pasokan logistik bagi masyarakat yang terisolasi, kata Anne, masih bisa melewati jalur alternatif parung Banteng Sukamukti. Jalur masuk melalui Kecamatan Maniis. Sedangkan, untuk bantuan logistik bagi warga Ciririp dan Kertamanah, pihaknya akan mengirim melaluijalur Loji, Kabupaten Karawang.
 
Sementara, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono, mengatakan kondisi tanah di sejumlah titik di Jalur Lingkar Barat memang memiliki karakteristik labil. Sehingga rentan pergerakan tanah saat diguyur hujan.
 
"Berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan," kata Wahyu.

Salah satunya, mengungsikan warga ke tempat yang lebih aman dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mencari jalur alternatif baru untuk warga.



(SYI)

Berita Terkait