Kisah Pilu Petani Lembang, Hasil Panen Tomat Anjlok

MI/Depi Gunawan MI/Depi Gunawan

Dadali: Hidup petani semakin tertekan semenjak kehadiran pandemi covid-19. Ditambah lagi dengan hasil panen yang kualitasnya menurun.

Seperti yang dirasakan oleh petani di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Meskipun mengalami kenaikan harga yang signifikan justru tak membuat hati petani tersebut riang.

Tomat yang normalnya dijual Rp5.000 per kilogram sekarang naik hingga Rp11.000 per kilogram. Naiknya harga tomat akibat langkanya pasokan dari sentra produksi pertanian sebagai dampak musim kemarau.

"Iya tomat lagi mahal, Rp11.000 per kilogram. Memang harganya sedang tinggi tapi kualitasnya jelek, kenaikan harga sudah sekitar 10 hari yang lalu," kata Alit Sutisna, seorang petani Kampung Cisalasih, Desa Cikidang, Kecamatan Lembang.

Dari 8.000 pohon yang ia tanam, hanya menghasilkan sekitar 2 kuintal tomat akibat gagal panen. Harga tomat yang mahal tidak disyukuri petani sebab kualitasnya anjlok.

"Tidak senang, kalau harga tinggi dengan tanam 8.000 pohon terus dapat 2 kuintal berarti cuma dapat hasil Rp2 juta lebih. Tapi kalau harga stabil, panennya banyak, sekali panen 2 ton dikali Rp5.000 bisa dapat Rp10 juta," tambahnya, seperti dilansir dari Media Indonesia, Kamis, 29 Juli 2021.

Pemasukan harga tomat yang mahal tidak sebanding dengan modal untuk membeli pupuk, bibit, obat ataupun pestisida. "Tidak sebanding, harga tomat tinggi justru kami kurang senang," tutur dia. (Depi Gunawan)



(RAO)

Berita Terkait