Kota Bogor Bentuk Satgas Covid-19 Pelajar dan Alternatif PTM

Ilustrasi pembelajaran tatap muka. Medcom.id. Ilustrasi pembelajaran tatap muka. Medcom.id.

Bogor: Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor siapkan beberapa alternatif pembelajaran tatap muka (PTM) dan membentuk tim satgas covid-19 pelajar. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri.
 
"Kalau dari pusat telah menjadwalkan pelaksanaan PTM pada Juli 2021. Maka kami harus siap untuk melaksanakan PTM di Kota Bogor, untuk meminimalisasi penyebaran virus covid-19," kata Kadisdik Kota Bogor, Hanafi di Bogor, Jawa Barat, Senin, 12 April 2021, seperti dilansir dari Medcom.id.
 
Dia menjelaskan semua daerah sedang mempersiapkan pelaksanaan sekolah dengan sistem PTM. Nantinya PTM ini hanya kegiatan belajar mengajar saja, tanpa operasional kantin dan ekstrakurikuler.
 
"Disdik mengambil langkah teknis dengan membentuk Satgas Covid-19 pelajar, beberapa sekolah sudah mempersiapkan sarana prasarananya. Mulai dari tempat mencuci tangan, disinfektan, cek suhu dan nanti dilakukan uji coba terlebih dahulu," papar dia.

Baca juga: Siap-siap, Kota Bandung Gelar Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021

Hanafi mengatakan pihaknya masih mengkaji penerapan PTM untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Sebab, jumlah SD di Kota Bogor cukup banyak dengan jumlah siswa yang banyak.

Dia khawatir jika dibuka akan sulit menerapkan protokol kesehatan, terutama jaga jarak antar siswa.
 
"Kami akan mempersiapkan dengan matang sebelum membuka sekolah, sementara TK dan Paud perlu ditinjau kembali mengingat resikonya lebih besar dalam penularan virus covid-19," ujar dia.
 
Disdik Kota Bogor akan meminta persetujuan orang tua melalui polling sebelum menerapkan PTM. Apakah orang tua setuju sekolah dibuka atau tidak.
 
"Yang terpenting dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka yakni restu dari orang tua murid," kata Hanafi.

Baca juga: Pembukaan Sekolah Harus Lalui 5 Tahapan Ini


Disdik Kota Bogor juga merencanakan beberapa alternatif. Nantinya, 30 persen siswa akan belajar secara tatap muka, sementara sisanya secara daring.
 
Alternatif lainnya, setiap kelas masuk bergantian mulai dari kelas 9, kelas 8 dan kelas 7. Namun dalam pelaksanaannya cukup rumit.
 
"Alternatif ketiga dilakukan per-pekan, satu minggu sekali dengan jumlah 50 dan sepertinya ini lebih efektif karena bisa dimonitor kondisi siswanya," jelas Hanafi.
 
Dia menambahkan jenjang SMA yang menjadi urusan provinsi, tetap akan dikaji kembali penerapan PTM oleh pihaknya. Dia khawatir siswa SMA tak langsung pulang ke rumah usai belajar mengajar selesai.
 
"Jadi kami harus koordinasikan ke Satgas covid-19 Kota Bogor, Dewan Pendidikan dan lainnya. Kami akan persiapkan seluruh jenjang pendidikan yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan prokes ketat," kata Hanafi. (Rizky Dewantara)



(CIA)

Berita Terkait