Kecelakaan Bus Sumedang, Ada Teriakan Rem Blong Hingga Puluhan Orang Tewas

Bus masuk jurang di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. (Foto: MI/Kristiadi) Bus masuk jurang di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. (Foto: MI/Kristiadi)

Dadali: Berita duka datang dari Sumedang. Bus yang mengangkut 66 penumpang rombongan asal Subang masuk ke dalam jurang di Jalan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Petugas berhasil mengevakuasi korban kecelakaan maut tersebut. Puluhan korban yang mengalami luka-luka dilarikan ke RSUD Sumedang.

Kecelakaan yang melibatkan bus pariwisata Sri Padma Kencana itu menyita perhatian publik, bagaimana tidak? Total, ada 29 orang yang tewas dalam kejadian itu.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut deretan faktra terkait kecelakaan maut di Sumedang yang terjadi pada Rabu, 10 Maret 2021 malam.

1. Bus mengangkut rombongan SMP IT Al Muawanah

Bus yang terperosok ke dalam jurang itu ternyata mengangkut rombongan SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Kabupaten Subang. Terdapat 66 penumpang dalam bus tersebut. 

2. Kecelakaan terjadi setelah ziarah

Bus pariwisata Sri Padma Kencana itu ternyata mengangkut rombongan SMP IT Al-Muawwanah yang melakukan ziarah. Kecelakaan maut itu terjadi setelah mereka melaksanakan ziarah di kawasan Tasik dan berwisata ke Pangandaran.

3. Sempat ada yang teriak rem blong

Salah satu penyintas, Mimin Mitarsih, 52, menceritakan peristiwa yang dialaminya. Ia menyebutkan sebelum masuk jurang, bus yang ditumpanginya sempat mengalami oleh beberapa kali. 

Bau karet terbakar pun tercium oleh penumpang. Bau tersebut diduga berasal dari kampas rem.

"Saat oleng itu ada yang teriak, rem blong, rem blong! Terus langsung terperosok," ujar Mimin, yang mengalami jahitan di kepala dan punggung saat ditemui di rumahnya di Subang, Kamis, 11 Maret 2021.

Sampai saat ini, Mimin masih mengalami syok atas peristiwa yang dialaminya. Namun, ia bersyukur kedua putranya selamat.

4. Kronologi kecelakaan

Kejadian bermula dari bus yang sempat oleng atau hilang kendali beberapa kali. Pada akhirnya, bus itu pun terbanting dan masuk ke jurang pada Rabu, 10 Maret 2021, sekitar pukul 18.30 WIB.

Kronologi kecelakaan maut di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, itu dijelaskan oleh Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen Kushariyanto. 

Kontur jalan di sana memang diketahui menurun panjang serta meningkung. Alhasil, membuat bus bergoyang sebelum akhirnya terperosok ke jurang.

"Akhirnya sopir banting setir ke kiri, dia sempat muter kena guard rail (pagar pengaman jalan), jadi dari kepala posisi di depan dia langsung menjadi terbalik," kata Kushariyanto, di lokasi kecelakaan, Kamis, 11 Maret 2021.

Kelebihan muatan penumpang juga diduga menjadi salah satu faktor bus mengalami kecelakaan. Dari data yang diterima, seharusnya bus hanya memiliki jumlah tempat duduk sebanyak 62 atau 63.

Tetapi, sejauh ini semua itu masih dugaan sementara. Pihaknya masih terus menyelidik di lokasi dengan metode Traffic Accident Analysis (TAA).

5. Bus disebut tak memiliki izin

Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan menyebutkan bus yang mengalami kecelakaan di Kabupaten Sumedang itu tidak memiliki izin. Kurangnya pengawasan terhadap armada bus inilah diduga menjadi salah satu faktor mengapa sering terjadinya kecelakaan bus.

6. Bus sudah berhasil dievakuasi

Pada Jumat, 12 Maret 2021 dini hari, bus pariwisata Sri Padma Kencana dengan nomor polisi TA 7591 TB berhasil dievakuasi. Proses evakuasi dilakukan oleh tim gabungan dan dibantu dua alat berat berupa crane.

"Untuk bangkai kendaraan yang masuk jurang di kedalaman 20 meter yang menyebabkan 29 orang korban meninggal dunia telah dibawa ke Mapolres Sumedang. Karena, semuanya akan diperiksa terutama penyebab dalam kejadian itu," kata Kasat Lantas Polres Sumedang AKP Eryda Kusumah.

7. Polisi larang bus melintas di Jalur Wado-Garut

Kepolisian Resor (Polres) Sumedang, Jawa Barat, melarang bus berukuran besar untuk melintasi jalur Wado yang menghubungkan Kabupaten Sumedang dengan Garut. Langkah ini diambil karena jalur tersebut rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.

Ke depan, jalur Wado-Garut akan dipasang portal. Sehingga tidak ada lagi bus yang bisa masuk untuk melintas di jalur tersebut.

"Ke depannya akan dipasang gate entry atau portal oleh Dishub Provinsi (Jabar)," kata Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto, Kamis, 11 Maret 2021.

8. Korban kecelakaan mendapatkan santunan hingga puluhan juta

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15 Tahun 2017, setiap korban kecelakaan berhak mendapatkan santunan sebagai bentuk perlindungan dasar dari pemerintah. Korban meneninggal dunia masing-masing ahli warisnya berhak memperoleh santunan senilai Rp50 juta.

“Setiap korban meninggal dunia memperoleh santunan sebagai bentuk perlindungan dasar pemerintah sebesar Rp50 juta sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI No. 15 Tahun 2017,” kata Direktur Utama PT Jasa Raharja member of Indonesia Financial Group (IFG) Budi Rahardjo S dalam keterangan tertulis, Jumat, 12 Maret 2021.

PT Jasa Raharja telah mendata dan menyerahkan santunan kepada ahli waris para korban meninggal. Total, terdapat 26 dari 29 ahli waris yang sudah menerima santunan.

Selain itu, bagi korban yang mengalami luka-luka telah diberikan surat jaminan dengan biaya maksimal Rp20 juta kepada RSUD Sumedang. Jadi, para korban luka tidak perlu mengkhawatirkan biaya pemulihan.

9. Korban tewas mencapai 29 orang

Akibat peristiwa nahan tersebut, terdapat 29 orang meninggal dunia dan 27 lainnya selamat. Sementara, 22 di antaranya masih menjalani perawatan di RSUD Sumedang. Diketahui, ada enam orang yang mengalami luka berat.

Seluruh korban meninggal telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Korban yang telah pulang usai mendapat perawatan berjumlah 13 orang. 

Berikut data korban tewas kecelakaan maut di Kabupaten Sumedang:
1. Jejen Juraejin, 41, guru
2. Syarif Munawar, 40, guru
3. Arifha Qurotta Aini, 7, siswa
4. Lidia, 13, siswa
5. Gea, 4
6. Aan Sukaesih, 41
7. Dinda Hani, 15, siswa
8. Gina Virginia, 13, siswa
9. Dinda Khoirunisa
10. Windy Widya Ningsih, 14, siswa
11. Resa Siti Khoerunisa, 13, siswa
12. Tatang Hidayat, 20, guru
13. Sari Nurmala, 28, mahasiswa
14. Dede Lili, 46, kernet bus
15. Ade Ipah, 50, ibu rumah tangga
16. Rukman, 50, wiraswasta
17. Cahyati, 14, siswa
18. Entin Supriatin
19. Octaviani, siswa
20. Yudi Awan, 42, sopir bus
21. Amot, 60, ibu rumah tangga.
22. Wardi, 51, PNS
23. Ugi Zaenal
24. Riki Faisal Mubarok
25. Hana Nurazizah, 26, guru
26. Nenah, 38
27. Aan Anwar Sadad, 38, guru
28. Mamah, 55
29. Euis, 48
 
 



(SYI)

Berita Terkait