RSHS Bandung Tangani 12 Anak Pasien Gangguan Ginjal Akut Misterius Sejak Agustus

Konsultan Nefrologi Anak RSHS Prof Dany Hilmanto (kanan) bersama Staf Divisi Nefrologi Dr Ahmedz Widiasta (kiri) saat konferensi pers di RSHS, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/10/2022). (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi) Konsultan Nefrologi Anak RSHS Prof Dany Hilmanto (kanan) bersama Staf Divisi Nefrologi Dr Ahmedz Widiasta (kiri) saat konferensi pers di RSHS, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/10/2022). (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mengatakan bahwa telah menangani 12 anak pasien yang mengidap gangguan ginjal akut. Penanganan itu dilakukan sejak Agustus 2022 ketika jenis penyakit itu mulai muncul di tengah masyarakat.

Konsultan Nefrologi Anak RSHS Prof Dany Hilmanto mengungkapkan bahwa dari 12 anak tersebut, pasien yang berusia paling tinggi yaitu 13 tahun. Sementara itu, mayoritas pasien lainnya berusia di bawah 6 tahun.

“Sampai hari ini ada total 12 orang, dan sekarang dalam perawatan ada tiga orang, ada di ICU satu orang, tapi yang satu orang lainnya sudah membaik, dan Insya Allah bisa pulang,” jelas Dany, dilansir dari Antara, Rabu, 19 Oktober 2022.

Selama penanganan penyakit tersebut, ia menuturkan bahwa pihaknya selalu berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Tujuannya, supaya dapat segera mengetahui penyebab atau faktor penyakit misterius itu.

Tidak hanya itu, pihaknya pun merujuk kepada pedoman yang sudah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dalam penanganan penyakit gangguan ginjal akut pada anak. Pedoman tersebut telah memberikan alur penanganan secara jelas yang juga dipedomani dari fasilitas kesehatan tingkat puskesmas.

Sampai saat ini, ia juga mengingatkan kepada masyarakat apabila anak mengalami demam, batuk, atau pilek selama 14 hari, maka dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan medis.

“Kalau masih normal-normal ya dipantau, kalau nggak normal ya pasien dibawa ke rumah sakit rujukan, di pedomannya juga sudah disampaikan jelas,” ujarnya.

Di sisi lain, Staf Divisi Nefrologi Dr Ahmedz Widiasta menuturkan, 12 pasien tersebut berasal dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, sampai sejumlah daerah yang ada di luar Bandung.

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan di berbagai wilayah. Tujuannya, agar dapat mendeteksi penyakit tersebut sejak dini supaya penanganan dapat lebih cepat dilakukan.

“Jadi banyaknya di bawah lima tahun, gejalanya itu seperti demam yang tidak terlalu tinggi, muntah, batuk, dan pilek,” tutur Ahmedz.



(SUR)

Berita Terkait