Dinas PUTR Cianjur Terapkan Strategi Pencegahan Banjir Dengan Normalisasi Drainase

Pendangkalan anak Sungai Cianjur, Jawa Barat, yang membentang di Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, acap menyebabkan banjir. (ANTARA/Ahmad Fikri) Pendangkalan anak Sungai Cianjur, Jawa Barat, yang membentang di Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, acap menyebabkan banjir. (ANTARA/Ahmad Fikri)

Cianjur: Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Cianjur mengambil beberapa langkah pencegahan banjir di wilayah perkotaan. Salah satu strategi yang diterapkan adalah melakukan normalisasi drainase atau saluran air di sepanjang jalur protokol. 

Kepala Dinas PUTR Cianjur, Eri Rihandiar, mengungkapkan sepanjang tahun 2023, pihaknya telah melaksanakan normalisasi saluran air di beberapa jalur protokol di Cianjur. Tujuannya, untuk menghindari terjadinya banjir di pemukiman warga.

"Titik yang sudah diidentifikasi dan dinormalisasi hingga September 2023 seperti di Gang Pasarean dan sekitar Jalan Masjid Agung, Kelurahan Pamoyanan, bekas Terminal Joglo dan Jalan Siliwangi Kelurahan Sawah Gede, Kecamatan Cianjur," kata Eri dilansir dari Antaranews.com pada Rabu, 27 Desember 2023.

Pada awal tahun 2024, Dinas PUTR Cianjur akan melanjutkan normalisasi drainase di tiga titik. Titik tersebut termasuk Jalan KH Abdullah bin Nuh dan beberapa titik lainnya di tengah kota Cianjur seperti Jalan Mangunsarkoro.

Terkait dengan pengerukan sungai di wilayah perkotaan yang diduga menjadi penyebab banjir, Eri menyatakan bahwa hal ini berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi dan pusat. Akibat kewenangan tersebut, Dinas PUTR Cianjur tidak dapat memenuhi permintaan sebagian besar terkait pengerukan sungai di kota.

"Kami selalu berkoordinasi dengan Pusat dan Provinsi untuk menginformasikan sungai mana di Cianjur yang perlu mendapatkan penanganan, sedangkan pelaksanaannya dilakukan pemerintah pusat atau provinsi, kami hanya melaporkan," kata Eri.

Dalam musim penghujan di akhir tahun 2023, sejumlah sungai di perkotaan Cianjur mengalami pendangkalan tanpa penanganan dari pemerintah. Akibatnya, banjir terjadi pada perkampungan warga dengan ketinggian setengah meter hingga satu meter. 

Warga di wilayah perkotaan, seperti di Kampung Sayang Kulon, Kelurahan Sayang, mengkhawatirkan potensi banjir kembali jika pendangkalan tidak segera diatasi. Apalagi jika terjadi hujan lebat dengan intensitas lebih dari dua jam yang sering melanda wilayah Cianjur.



(SUR)

Berita Terkait