Minimnya Anggaran, 729 Ruang Kelas SMP di Cianjur Rusak

Ruang kelas di SMP 3 Agrabinta, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ambruk karena dimakan usia, sehingga puluhan siswa terpaksa belajar secara bergantian.(ANTARA/Ahmad Fikri). (Ahmad Fikri) Ruang kelas di SMP 3 Agrabinta, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ambruk karena dimakan usia, sehingga puluhan siswa terpaksa belajar secara bergantian.(ANTARA/Ahmad Fikri). (Ahmad Fikri)

Cianjur: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat adanya 729 ruang kelas SMP yang rusak dan membutuhkan perbaikan sehingga perlu diambil tindakan guna mengurangi jumlah kelas yang rusak pada awal 2024.

Menurut Kepala Bidang SMP Disdikpora Cianjur Helmi Halimudin, minimnya anggaran dari APBD Cianjur setiap tahun membuat pemerintah daerah membutuhkan waktu puluhan tahun untuk memperbaiki ruang kelas rusak di wilayah tersebut.

"Sampai akhir tahun ini hanya beberapa sekolah yang mendapat skala prioritas perbaikan agar proses belajar mengajar tidak terganggu, termasuk bangunan sekolah yang ambruk di Kecamatan Takokak beberapa waktu lalu akan mendapat skala prioritas di akhir tahun," kata Helmi, dikutip dari Antara, Sabtu, 7 Oktober 2023.

Saat ini, pemerintah daerah berupaya menambahkan anggaran dari berbagai pihak, termasuk provinsi hingga pusat, seperti dana alokasi khusus, dana alokasi umum, dan dana hibah. Helmi menjelaskan perbaikan sekolah yang rusak membutuhkan biaya besar. Jika mengandalkan alokasi dana yang terbatas dari pemerintah daerah, memakan waktu hingga 20 tahun untuk menuntaskan perbaikan tersebut.

"Untuk tahun ini dari dana alokasi umum dan dana hibah hanya bisa memperbaiki 40 ruang kelas di beberapa sekolah yang masuk skala prioritas, termasuk dana alokasi khusus hanya untuk beberapa sekolah sesuai ketentuan pemerintah pusat," katanya. 

Seperti di di SMPN 3 Agrabinta, Kecamatan Agrabinta. Ambruknya dua ruang kelas membuat puluhan siswa terpaksa belajar secara bergiliran karena kukurangan ruang kelas yang layak. Pihak sekolah berharap segera mendapat bantuan perbaikan.

"Karena sudah cukup lama rehab yang dilakukan, membuat ruang kelas ambruk, tidak ada korban jiwa, karena ambruknya saat siswa sudah pulang. Harapan kami segera dibangun kembali, karena sekitar 60 siswa terpaksa belajar bergantian setiap hari," kata Kepala SMPN 3 Agrabinta Asep Saepudin.



(SUR)

Berita Terkait