Nelayan di Pantai Selatan Cianjur Berhenti Melaut, Ini Penyebabnya

Ilustrasi Antara Foto: Hafidz Mubarak A/MI Ilustrasi Antara Foto: Hafidz Mubarak A/MI

Dadali:  Sedikitnya 700 orang nelayan di pantai Selatan Cianjur, Jawa Barat, terpaksa berhenti melaut akibat gelombang tinggi. Langkah tersebut diambil akibat gelombang tersebut berbahaya dan dinilai mengancam keselamatan nyawa, sehingga mereka kembali kehilangan pendapatan meski sedang musim ikan.

"Sudah hampir satu pekan terakhir, gelombang tinggi, sehingga nelayan tidak dapat melaut karena dapat mengancam keselamatan nyawa. Baru beberapa pekan melaut, sudah berhenti lagi karena faktor alam," kata Asep ketua kelompok tani nelayan Cidaun, dikutip dari Media Indonesia, Selasa, 3 Agustus 2021.

Asep menjelaskan, gelombang tahun ini cukup berdampak terhadap aktivitas  di pantai selatan, terutama bagi nelayan termasuk pemilik warung yang baru berencana membuka usaha kembali setelah PPKM dengan harapan wisatawan kembali berdatangan.

Sayang, rencana tersebut gagal, dengan gelombang yang mencapai 7 meter setiap harinya, bahkan menjelang malam ketinggian gelombang dapat mencapai belasan meter, sehingga kegiatan melaut yang baru beberapa minggu berjalan terhenti.

"Sejak satu bulan terakhir aktivitas  melaut sudah kembali meningkat karena gelombang bersahabat, sehingga hasil tangkapan meningkat. Nelayan kembali mendapat penghasilan setelah hampir setahun, tidak melaut," katanya.

Baca juga: Gunakan Bahan Peledak saat Menangkap Ikan, Enam Nelayan Indramayu Dicokok Polisi

Sebelumnya saat kondisi baik, mereka dapat membawa uang hingga ratusan ribu sampai jutaan rupiah, ketika hasil tangkapan melimpah.

"Harapan kami, gelombang cepat berlalu, sehingga kami dapat kembali melaut karena sebagian besar nelayan tidak memiliki keahlian lain. Kami juga berharap mendapat pelatihan dan keahlian lain dari pemerintah," katanya.

Melihat hal tersebut, Bupati Cianjur, Herman Suherman, berjanji akan memberikan pelatihan bagi nelayan di pantai selatan, sehingga tetap mendapat penghasilan saat musim paceklik atau gelombang tinggi, termasuk memberikan pinjaman lunak untuk nelayan beralih ke budidaya ikan.

"Kita sudah koordinasikan lintas kedinasan, agar membantu berbagai keluhan warga termasuk nelayan di pantai selatan. Mereka harus memiliki keahlian lain, agar tetap memiliki penghasilan ketika tidak melaut," kata Herman.



(NAI)

Berita Terkait